Pages - Menu

2016-11-12

Fansgirl NOAH Yang Hatinya Patah Terbelah-Belah


Fansgirl Noah yang Hatinya Patah Terbelah
================================

Beberapa waktu lalu, sebuah band aseli Indonesia, Noah, mengguncang stadium Elizabeth - Wan Chai, Hong Kong. Konser yang diadakan seharian dan dibagi dua sesi itu telah menyedot ribuan penggemarnya, yang sebagian besar adalah tenaga kerja asal Indonesia di Hong Kong, yang 99%-nya adalah wanita, yang semuanya cantik juwita_kalau ada wanita yang ganteng 'kan hololll.

Gegap gempita makin menyeruak manakala konser itu tiba di depan mata. Salah satu dari ribuan fansgirl garis keras itu adalah Ucan. Ia telah menanti band kesayangannya itu sejak delapan tahun yang lalu. Ckckck, delapan tahun! Otomatis, ia tak mau melewatkan kesempatan maha langka ini dong, ya. Di mana dan kapan lagi ia bakal bertemu muka secara langsung, meski jarak antara panggung dan tempat duduk penonton itu masih terbentang berhasta-hasta. Mau nongtong konser kalok sudah balik ke Indonesia? Fiuhhh, mahal di ongkos, mahal di transport.

Nah, menjelang hari H konser, Ucan membuat video penyambutan sebagai bentuk rasa cinta dan kerinduannya pada Noah dan lalu mengunggahnya di jejaring sosial, pesbuk. Ia nodong teman-temannya untuk turut serta dalam kegilaannya dengan cara setor foto atau video sebagai bahan yang seyogyanya ia olah menjadi video penyambutan itu. Ya maklum, Ucan memang gila-tapi-bangga yang kadarnya mengkhawatirkan, yakni: 1000%. Parahnya, ia juga suka menularkannya.

Virus itu terus ia sebarkan. Teror pun ia lepaskan di wosap dan inbox. Pokoknya, hari-hari menjelang konser adalah hari-hari horor bagi sebagian besar teman-temannya. Saya adalah salah satu korban kegilaannya__tolong selamatkan saya. Pada hari H yang dimaksud, bahkan ketika subuh baru saja memayungi langit Hong Kong, ia sudah menyiapkan diri, mulai dari mandi pagi, semprot parfum wangi, hingga pakai kostum paling kece badai sebelum berlari ke stadium untuk ngantri__ tapi kok tidak menyebutkan gososk gigi?

Pada siuce juragannya, ia pamit dengan takjim serupa murid dari padepokan beladiri turun gunung. Ia mewanti-wanti pada siuce agar 'orok jaman baheula' alias nenek asuhnya, dijagain bener-bener. Ya maklum, kadang siuce kurang sabar menghadapi lansia yang sudah 'munggah mesin itu.

Sebagai makhluk sosialita yang selalunya ngehits dan up to date, ia tak mau kalah dengan para pekerja migran lainnya yang berada di arena konser. Ia sibuk berswafoto, cekrek-cekrek cantik dari berbagai angle serta merekam aksi band kesayangannya itu. Sesekali mulutnya menirukan lagu yang dibawakan vokalis. Pada suatu kesempatan, ia meneriakkan nama idolanya.

Berbeda dengan fansgirl kebanyakan yang mati-urip mengidolakan sang vokalis, Ucan memilih untuk menyembah daun beluntas ... eh bukan, maksudnya ia ngefans pada sang gitaris. Orang yang bisa jago main gitar itu romantis, katanya. Welahhh, masa sampeyan ndak tau, Kak, sang vokalis juga jago metik gitar, keleus. Lagian, apa mau sampeyan dijadikan gitar yang hanya didatangi dan dimainkan kala si pemilik merasa bosan__trus baper.

Konser sesi pertama pun usai. Lima belas lagu mengalun dengan indahnya. Penonton tampak terhipnotis, terkesiap dengan aksi panggung secara live itu. Dan ... bagaimana pun, waktulah yang harus memisahkan (setelah beberapa jam lalu menyatukan). Semua kembali pada titik edar masing-masing. Ucan pun kembali ke jadwal liburnya, menikmati masa istirahat dari peran upik abu sambil glosaran di pojok Victoria sana.

Nah, untuk menajamkan memori dalam labirin otaknya tentang konser maha dahsyat tadi, ia mampir ke perpus untuk mengecek hasil swafoto dan rekaman. Tapi ya gitu, meski raga sudah sampai di perpus tetapi hati masih tertinggal di stadium, konsletlah pesan otak pada otot. Ketika otak memerintah untuk mengeklik sekali, ternyata tangan melakukan double klik. Niat awal hanya mendelete satu video, malah satu folder video raib semua. Hati pun seperti patah terbelah-belah. Rasanya pengen nangis nanah_karena nangis darah sudah mainstreamlah.

"Gampang, Kak. Tinggal ijin nyedot foto atau video yang bertebaran di beranda pesbuk. Unduh di yucup juga bisa. Kan sama aja," saran seorang teman.

"Ya bedalah, di videoku ada suaraku yang meneriakkan nama Uki ailafyu." Gubrakkk ... si teman pura-pura pingsan. 

Duh, pukpuk, Ucan.
***

Apakabarplus, Des 2016.

Artikel terkait. 


No comments:

Post a Comment