Pages - Menu

2014-10-27

[Curcol] Mukjizat Sendawa

Mukjizat Sendawa

Apa yang Anda pikirkan jika dalam keadaan takut?

Misalnya saat kita lewat kuburan kuno nan serem, yang dikonon-kononkan ada lelembut atau penunggu tak kasat mata, kita biasa baca-baca doa. Entah itu doa mohon keselamatan, doa sapu jagat atau jika kepepet, doa sebelum dan sesudah makan pun dilafalkan. Namanya juga lagi kalut dan blank akut.

Tapi, jika bertemu lelembut abal-abal bin palsu, bukan lafal ayat kursi yang bisa membuatnya menjauh pergi. Diperlukan sebuah kursi beneran yang melayang tepat di kepalanya adalah jawaban paling jitu untuk mengusirnya. Tapi jika lelembut itu adalah tuan dan nyonya juragan, njuk pigimana? Tidak mungkin kan melempari kursi ke arah juragan?

Itulah yang terjadi pada Yuli. Hari itu kedua juragannya terkena tau tong dan to tong bebarengan, ndilalah bayi momongannya kok ikut-ikutan gumoh alias muntah-muntah. Dengan tampang geram dan sok-sokan ala preman, sang jurangan mendatangi Yuli. Biyuh, ngalamat kena semprot nih, batin Yuli. Biasanya memang begitu. Bila ada hal-hal tak beres, Yuli langsung kena tau so (protes). Entah masalah kebersihan, masalah momongan atau masalah pekerjaan lainnya.

Menurut Yuli, juragannya ini tergolong orang-orang yang sangat memperhitungkan pengeluaran (mau bilang pelit bin medhit susah nulisnya). Mereka biasa belanja gila-gilaan satu kali dalam satu minggu. Menu sarapan dan makan malam sudah dijadwalkan sedemikian rupa sehingga bila ada jadwal makan di luar, maka menu hari itu di-skip dan dikosongkan. Stok sayuran pun ditiadakan.

Keadaan seperti ini tentu membuat hati Yuli dongkol setengah mati. Bukankah jatah makan pekerja migran itu tanggung jawab juragan? Padahal, menurut hasil konsultasi dengan organisasi advokasi di Hong Kong, jika juragan tidak memberi makan pekerjanya maka juragan harus mengganti uang sebesar HKD 950/ bulan. Dan semisal pada hari-hari tertentu tidak dijatah makan, maka pekerja boleh minta jatah HKD 100 / hari. Dalam prakteknya, hanya kadal-kadalan.

Nyatanya Yuli tidak mendapat fasilitas ganti uang itu. Dalam keadaan kalap dan khilaf, stok 5 butir telur yang seyogyanya menjadi menu sarapan juragan esok hari menjadi sasaran kegeraman Yuli. Sekali ceplok, 5 butir terlampaui. Taraaa... jadilah menu dinner spesial pakai telur plus cabe-cabean penggugah selera ala chef Yuli yang Indonesia banget.

Benar saja, keesokan harinya, ketika juragan menanyakan sandwich spesial pakai telur tidak tersedia di meja, dengan wajah polos tanpa dosa, Yuli mengatakan kalau stok telur sudah habis. Nyonya ngeyel bahwa semalam masih ada 5 butir telur dalam kulkas. Ia melihat sendiri dengan 5 biji matanya (dua mata kaki, dua mata di kepala dan satu mata hati). Ia meyakinkan ingatannya dengan mencari dukungan dari suaminya. Tentu si suami mendukung si istri.

Cuek, Yuli meneruskan aktivitas bebersihnya. Dalam hati ia tertawa ngablak sampai telinga diiringi eyel-eyelan pasutri yang berada tak jauh darinya. Nyonya menduga bahwa Yuli menghabiskan stok telur tetapi tuan meragukan alibi itu lantaran selama ini Yuli hanya berani menyikat satu butir saja tiap kali makan.

Dan ketika seluruh keluarga sakit berjamaah kemudian sang juragan sudah pasang aksi untuk menginterogasi, peristiwa 5 butir telur itu memenuhi ingatan Yuli. Peristiwa 5 butir itu saja bisa diatasi, masa kali ini tidak? pikirnya. Entah kekuatan dari mana, tiba-tiba Yuli mengeluarkan sendawa. Sendawa ini ternyata bukan sendawa biasa. Sendawa ini adalah sendawa mukjizat untuk hambaNya yang teraniaya. Ajaib, amarah juragan pun reda. Juragan malah menanyakan keadaan (kesehatan) Yuli dengan nada sedikit khawatir.

"Ngo yau to tong, yau wan, yau siong au (aku ada sakit perut, sakit kepala, ingin muntah)." Padahal, penyakit yang disebutkan itu adalah ketiga penyakit yang diderita ketiga juragannya.

"Hou lah, cou di yau sik a (Baiklah, cepat istirahat ya)". Juragan pun melangkah pergi. Dalam hati Yuli jingkrak-jingkrak kegirangan seperti cacing masuk penggorengan. Sungguh, ini sendawa spesial yang telah berlumur mukjizat.

No comments:

Post a Comment